Di antara para sahabat Nabi ﷺ, Abdullah bin Mas’ud adalah salah satu yang paling dikenal kedalaman ilmunya, kehalusan hatinya, dan kedisiplinannya dalam beramal. Salah satu amalan yang tidak pernah ia tinggalkan adalah membaca Surah Al-Kahfi setiap hari Jum’at. Baginya, membaca surah ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sumber kekuatan batin yang mengantarkan ketenangan dan panduan dalam menjalani kehidupan.
Abdullah bin Mas’ud meyakini bahwa Surah Al-Kahfi bukan hanya bacaan rutin setiap hari Jum’at, tetapi sumber ketenangan yang menguatkan hati. Ia sering mengatakan bahwa ia merasakan “cahaya” dalam hidupnya setiap kali membacanya—cahaya yang tidak terlihat oleh mata, tetapi hadir dalam bentuk kejernihan pikiran, keteguhan iman, serta kemudahan dalam menghadapi berbagai ujian. Baginya, Surah Al-Kahfi adalah benteng dari berbagai fitnah zaman dan pengingat lembut untuk selalu kembali bergantung kepada Allah.
Amalan ini bukan tanpa dasar. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan terpancar cahaya baginya di antara dua Jum’at.” (HR. Hakim, Baihaqi)
Hadis ini menjadi pegangan Ibnu Mas’ud untuk terus menjaga keteladanan tersebut. Ia meyakini bahwa Al-Qur’an bukan sekadar bacaan, tetapi cahaya hidup yang akan memandu setiap langkah seorang mukmin.
Kisah Abdullah bin Mas’ud ini menjadi inspirasi bagi Laznas Alzis Al Washliyah dalam mengajak umat untuk menghidupkan hari Jum’at dengan amalan yang berpahala besar. Membaca Al-Kahfi bukan hanya ibadah, tetapi cara untuk merawat hati, memperkuat iman, dan menyambut hari paling mulia dalam sepekan dengan penuh berkah.
Melalui semangat para sahabat, Laznas Alzis Al Washliyah mengajak masyarakat untuk menjadikan hari Jum’at sebagai hari perenungan, peningkatan iman, serta momentum berbagi kebaikan dan cahaya Al-Qur’an.




